Kenapa Motor Tak Pakai Mesin Diesel Ini 5 Alasannya
Ada dua pilihan mesin pembakaran dalam yang digunakan kendaraan bermotor saat ini, bensin dan diesel. Secara prinsip kerja, mesin bensin memerlukan busi untuk membantu proses pembakaran di ruang mesin. Sementara diesel bekerja tanpa busi, dan mengandalkan kompresi mesin tinggi untuk menciptakan pembakaran. Mesin diesel dianggap lebih tangguh dan lebih efisien dari segi konsumsi bahan bakar.
Mesin bensin dan diesel familiar digunakan di mobil. Sementara motor lebih populer dengan mesin bensin. Mengapa motor tidak memakai mesin diesel? Dikutip dari berbagai sumber, setidaknya ada 5 alasan mengapa mesin diesel tidak digunakan di motor.
Pertama, mesin diesel memiliki rasio kompresi lebih tinggi dibandingkan mesin bensin. Dengan rasio kompresi tinggi, mesin diesel memiliki konstruksi mesin lebih besar dan lebih berat. Itu mengapa mesin jenis ini tidak cocok digunakan di motor.
Alasan kedua, mesin diesel menghasilkan lebih banyak getaran dan kebisingan dibanding mesin bensin. Di mobil, efek ini masih bisa diatas, tapi di motor hal ini tentu akan mengganggu.
Ketiga, mesin diesel memiliki torsi besar di rpm rendah. Hal ini tidak diperlukan di sepeda motor yang memiliki bobot ringan.
Alasan keempat, mesin diesel memerlukan ruang yang besar untuk mendinginkan mesin. Diketahui, mesin diesel lebih panas dibanding mesin bensin. Sehingga mesin ini tidak cocok digunakan di motor.
Kelima, mesin diesel memiliki teknologi turbocharger untuk memompa lebih banyak udara ke dalam silinder mesin. Komponen ini bisa berpengaruh terhadap ongkos produksi mesin, sehingga harga jualnya bisa lebih mahal dibanding mesin bensin.
Meski tidak cocok, bukan berarti mesin diesel tidak pernah dikembangkan sama sekali untuk sepeda motor. Royal Enfield tercatat pernah memiliki motor varian mesin diesel yang dijual dengan nama Taurus.
Royal Enfield Taurus dijual mulai tahun 1980-an. Taurus mengusung mesin diesel berkapasitas 325 cc satu silinder dengan output tenaga 6,5 dk dan torsi 15 Nm.